Penulis: Lin Aiko
Penyunting: Akmalia
Ilustrator: Nia Design
Tata letak: Susan Widi
Desain sampul: Nia Design
Penerbit: Cloud Books
ISBN: 978-623-96606-0-4
Niyusa Bina ingin membuktikan jika ia bisa menjadi kebanggaan keluarga seperti adiknya. Namun, keinginan itu kandas ketika ia harus menikahi Taka, pria tak bermoral yang berteman dengannya sedari kecil.
Bagian buruk dari pernikahan yang tak diinginkan menjadi titik balik kehidupan Yusa. Dibantu Taka, ia berhasil mencapai cita-cita. Namun, ketika berada di puncak kesuksesan, justru ia merasa kehilangan sebagian arti dari kebahagiaan.
***
“Kamu kuat, Sa. Jangan terus menyalahkan diri sendiri. Jangan terlalu lama diam dalam keterpurukan. Kamu punya tujuan atas semua pilihan ini. jika mereka yang kuat terus-menerus menjatuhkanmu, kamu harus buktikan kalau kamu cukup kuat untuk bangkit dan membuktikan keberhasilanmu pada mereka.”
Hidup menjadi seorang Niyusa Bina memang tidaklah mudah. Mempunyai seorang adik bernama Risa yang terus menerus di banggakan oleh kedua orangtuanya karena si anak emas selalu memperoleh prestasi yang membanggakan, sedangkan Yusa hanyalah gadis sederhana yang tidak memiliki kelebihan apa-apa selain mengkhayal. Atau lebih tepatnya Yusa suka menulis.
Ia yang sepanjang hidupnya tidak pernah di puji oleh orangtuanya pun merasa iri dengan sang adik. Apalagi ketika teman-temannya mulai menjauhinya karena di hasut oleh sang adik agar Yusa tidak mempunyai teman. Tapi ada satu orang—Taka—yang selalu ada di samping Yusa ketika gadis itu bersedih.
Sempat terjadi kerenggangan antara hubungan pertemanan Yusa dan Taka sampai pada akhirnya Taka berniat menikahi Yusa karena ingin membuat Yusa lepas dari nereka rumahnya sendiri. Taka yang dikenal si biang onar pun akhirnya menikahi Yusa. Perubahan terhadap Yusa pun mulai terjadi, ia mulai merawat dirinya dan dengan semangat yang di berikan oleh Taka ia pun juga mulai menekuni hobi menulisnya. Sampai pada suatu ketika naskah yang ia tulis sampai kepada sang penerbit.
Yusa si gadis biasa saja kini mulai tumbuh menjadi sosok yang membanggakan. Ia berbagi kebahagiaan dengan suaminya—Taka. Tapi kebahagiaan yang ia miliki harus terganggu dengan masa lalu yang di sembunyikan oleh Taka. Yang membuat Yusa memilih untuk tidak mempercayai hal tersebut.
“Jangan main-main sama perasaan! Lo nggak tahu sesakit apa perasaannya. Lo ngga akan tahu seberapa batas kesabarannya. Parahnya lagi, lo nggak tahu seberapa banyak rasa kecewa yang di tumpuk saat ini. Pergi adalah titik tertinggi ketika rasa kecewa itu sudah ngga bisa mendapatkan penawar. Lo akan nyesal kalau sampai itu terjadi.”
Kapan yaa terakhir kali aku baca cerita senyesek ini. cerita ini benar-benar mengaduk perasaanku sebagai pembaca. Aku menyukai karakter-karakter tokoh di cerita ini. Yusa yang sederhana tapi berani melakukan perubahan, Taka yang biang onar tapi mempunyai hati yang sangat luas, Sakhiy sang editor yang mulutnya pedes tapi minta di sayang banget, terus ada—Maira dan Zahid—teman Taka yang sangat baik hati.
Ketika di halaman awal buku ini aku merasa kesal sekali dengan tingkah pongah Risa dan juga orangtuanya. Dan sepertinya menjadi anak yang di banding-bandingkan itu banyak deh kita temui di dunia nyata. Padahalkan tiap anak punya kelebihannya sendiri. Terus masuk ke alur cerita berikutnya aku di buat takjub dengan kebaikan Taka tapi pas tahu Taka adalah pecandu aku agak shock. Walau aku sudah bisa menebak sih tapi tetap saja aku terkejut.
Terus kebesaran hati Yusa juga luar biasa ketika dia merawat Taka hingga sembuh. Kekuatan cinta mereka bikin aku sebagai pembaca iri tapi sayangnya kebahagiaan itu hanya sesaat sebelum di gantikan dengan tangis pilu lainnya.
Cerita ini memberikanmu banyak sekali pelajaran hidup tapi paling yang membekas untukku adalah tentang keikhlasan. Tentang bagaimana Taka memilih untuk hidup seperti itu. Mengakhiri ‘sesuatu’ hanya karena ia merasa sudah sepantasnya seperti itu daripada ia terus memupuk dosa tapiiiii aku sebagai pembaca yang nggak ikhlas.
Gilaaa sih aku enggak tahu harus mengatakan apa tentang cerita ini. terlalu complicated semua permasalahan berada dalam suatu cerita yang sama.
Aku sempat berharap penyelesaian cerita ini ngga berakhir seperti itu tapi kalau aku pikir-pikir lagi mungkin penyelesaian seperti itulah yang membuat cerita ini sangat membekas di hati pembaca. Toh, kalau kita balikkan lagi ke dunia nyata ending seperti itu sangatlah realistis walau pada kenyataannya masih sangat sulit menemukan sosok seperti Taka yang sadar dengan perbuatan buruk yang pernah dia lakukan.
Sekian saja ulasanku, makin panjang ntar makin kemana-mana terus aku sedih lagi hehe~
Ohiyaaa sebelum berakhir aku nambah sedikit lagi;
Yusa pada akhirnya menjadi penulis dan dia menerbitkan buku yang berjudul; “Cinta Berujung Rindu” nah buku ini bercerita tentang masa lalu di antara Yusa dan Taka. Bagaimana mereka dekat, berteman, mengerti satu sama lain sampai akhirnya mereka menjadi sosok asing. Pokoknya kalau kalian ingin membaca “Elegi Tawa Niyusa” maka kalian juga harus membaca side story-nya.
Overall, pengenalan pertamaku dengan tulisan kak Iko enggak mengecewakan, sepertinya kalau nanti aku pengen nangis aku bisa deh nge-reread ceritanya yang ini. dan untuk kalian yang mencari bacaan yang bikin nyesek sampe sesenggukan kalian coba baca cerita ini. Tenang, ngga cuma tentang kisah sedih kok, kalian juga akan menemukan banyak pelajaran dari kisah Yusa dan Taka.
“Lewat Risa, kini membuatnya sadar bahwa tak sepantasnya menginginkan kehidupan orang lain. Seburuk-buruknya hidup yang dia miliki adalah yang terbaik untuknya. Allah tidak akan salah menentukan nasib hambanya.”
Sekian, terima kasih sudah membaca ulasanku sampai akhir. Luvv!
Posting Komentar