Judul: Parak (Nona Teh dan Tuan Kopi)
Penulis: Crowdstroia
Editor: Gita Romadhona dan Adhista
Penata Letak: Wahyu Suwarni
Desain Sampul: Deff Lesmawan dan Crowdstroia
Penerbit: KataDepan
ISBN: 978-602-6475-29-9
Sinopsis:
Dalam secangkir teh, adakalanya kalian temukan rasa manis jika meminumnya dengan gula. Pahit, mungkin saja. Sejatinya, yang tercecap adalah sepat semata. Kalian mungkin tak pernah tahu ada yang tersimppan dalam secangkir teh yang tertuang.
Begitu pula si Nona Teh, seorang perempuan lajang dengan karier cemerlang. Pada usia tiga puluh tiga, dia pikir hidupnya berjalan baik-baik saja. Sampai ketika dia bertemu seorang lelaki pembawa sekeping masa lalunya yang tak pernah dia tahu.
Dalam secangkir kopi, ada rasa pahit yang pekat saat kalian menyesapnya tanpa gula. Namun, dengan caranya sendiri, secangkir kopi menyemangati, membuat kita seketika terjaga.
Kalian bisa menyebutnya si Tuan Kopi, seorang laki-laki mapan yang belum menikah. Bukanlah komitmen yang dia takutkan, melainkan sekotak masa lalu hitam yang mencakar benak ketika dia terbangun dari mimpi buruk. Kejadian demi kejadian mempertemukannya dengan perempuan pembawa kebetulan. Namun, apa bertemu kebetulan beruntun saja sudah cukup untuk meyakini sesuatu?
***
Pertanyaan pertama sebelum saya melanjutkan ulasan saya tentang buku ini. Apakah kamu percaya dengan kebetulan? Jika memang iya mari simak berapa banyak kebetulan yang terjadi di dalam cerita ini.
Buku ini bercerita tentang Nona Teh yang akan akrab di sapa dengan nama Varsha. Wanita yang berumur tiga puluh tiga tahun yang membuat saya begitu takjub dengan kepribadiannya serta ia begitu anggun dalam menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi.
Di awal buku ini disuguhkan dengan prolog untuk nona teh memakai sudut pandang orang pertama yang menariknya tidak disebutkan ini diambil dari sudut pandang siapa kecuali hanya di sebutkan wanita ini adalah sanak saudara dari Varsha sendiri. Pembukaan cerita yang akan membawa kita pada banyak tanda tanya berikutnya.
Jika kamu pikir kisah ini seperti kisah yang sering kalian baca di mana ketika seorang wanita berada pada umur tiga puluhan dan di paksa menikah oleh orangtuanya maka kalian salah besar sebab cerita ini cukup komplit membahas tentang pergolakan hati seseorang tentang apa yang terjadi di masa lalunya.
Seperti yang sering kita temui juga kalau wanita yang sudah berumur tapi belum menikah akan ada saja komentar-komentar tidak mengenakkan yang akan di terimanya dan itu juga yang di rasa oleh Varsha. Tapi bagaimana cara Varsha menanggapi komentar tersebut yang membuat ia menjadi panutan setiap perempuan.
Saya akui nggak mudah ada di posisi Varsha di mana masa lalu yang menimbulkan pergolakan batin membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Ia adalah wanita yang sukses dalam karir serta mendapatkan pencapaian-pencapaian luar biasa tapi karena ia belum menikah semua yang telah ia peroleh seakan tak nampak di mata masyarakat.
Saya suka bagaimana cara penulis menceritakan perjalanan kisah masa lalu Varsha yang di tuntut menjadi sempurna terutama oleh sosok ayahnya tanpa di beri penghargaan atau sekedar pujian yang pada akhirnya membuat Varsha mempunyai pemikiran untuk melalukan sesuatu atas kehendak dan keinginannya sendiri. Selain itu konflik keluarga yang Varsha alami lainnya adalah bagaimana ia berusaha untuk melindungi keponakannya dari gangguan psikologi akibat perbuatan kakak-kakaknya.
Cerita ini memberikan sudut pandang tentang menghadapi suatu permasalahan. Mengajarkan apa itu arti mencintai serta bagaimana berusaha ikhlas untuk melupakan hal yang sangat kita miliki.
Quotes yang menjadi pedoman di cerita ini adalah “Hakikat tertinggi dari mencintai tidak selamanya tentang memperjuangkan, melainkan juga untuk melepaskan.”
Nah, untuk bahasan lebih lanjut apasih yang disebut-sebut tentang kebetulan? Jadi di cerita ini bukan hanya bercerita tentang Varsha tapi juga tentang Regen. Seseorang yang secara kebetulan sering bersinggungan tanpa mereka sadari. Ketika nanti kamu baca buku ini kamu akan mengerti maksudnya bahwa banyak sekali terjadi hal-hal secara kebetulan tanpa kita sadari. Pada buku ini juga tidak bercerita tentang Nona Teh tetapi juga tentang si Tuan Kopi. Yang pergi secara tiba-tiba meninggalkan begitu banyak teka taki untuk Varsha pecahkan.
Saya belum bisa menjelaskan secara detail tentang apa saja yang terjadi karena buku ini memiliki squelnya yang berjudul “Arkais” jadi untuk meluruskan benang kusut yang terjadi di dalam cerita “Parak” maka kamu harus membaca buku keduanya.
Percayalah, buku ini akan memberikanmu pemandangan baru tentang banyak hal. Tentang masa lalu buruk seseorang, tentang mencintai, di khianati oleh orang yang kita sayangi, kepercayaan yang direnggut secara paksa dan yang terpenting tentang standar masyarakat yang banyak di agung-agungkan oleh kebanyakan orang.
Saya tak pernah menyesal membaca buku ini jadi saya percaya bahwa kalian juga akan merasakan hal yang sama. Untuk lebih lengkapnya saya akan mengulas novel ini ketika nanti saya sudah selesai membaca bukunya yang kedua.
“Karena terkadang, mereka hanya mau melihat yang ingin mereka lihat. Itulah kenapa penilaian beragam manusia terhadap satu orang bisa jadi sangat berbeda. Sebagian besar hanya mau menghakimi apa yang mereka lihat dengan mata sendiri, dan hanya sebagian kecilnya yang mau melihat the big picture serta mengenali orang itu lebih dekat sebelum menghakimi.”
Posting Komentar