Judul: Janji
Penulis: Alifiana Nufi
Penyunting: Essa Putra, Dila Maretihaqsari
Perancang & ilustrasi sampul: Nocturbis
Ilustrasi isi: Regedaily
Pemeriksa aksara: Nur Fahmia & Rani Nura
Penata aksara: Nuruzzaman & Petrus Sonny
Diterbitkan oleh Penerbit Bentang Belia
Sinopsis:
Nirmala suka banget bikin sumpah-sumpah konyol, hingga di anggap aneh oleh teman-temannya. Dia baru kena batunya saat melihat Rajendra, atlet taekwondo idolanya, membawa payung saat hujan lebat. Nirma bersumpah minta ditampar kalau sampai cowok itu menawarinya sepayung berdua.
Gara-gara janji Nirma itu, Jendra jadi kena masalah.
Rajendra terancam gagal ikut seleksi pekan olahraga tingkat provinsi karena berada bersama Nirma pada saat yang nggak tepat. Ingin sekali ia menjauhi gadis itu tapi takdir terus mendekatkan mereka, dengan berbagai masalah yang senantiasa mengikuti tanpa henti.
***
“Apa gue harus bertahan sama orang yang nggak mendukung gue buat maju?”
Yang pertama aku mau mengatakan, aku tertipu dengan bagian pertama cerita ini. Aku pikir, cerita ini adalah cerita menye-menye ala anak SMA t-tapi..
Aku salah, cerita ini walaupun mainstream tapi masih bisa relate denganku. Untung saja aku tidak terjebak dengan pemikiran pertamaku untuk berhenti di tengah jalan cerita ini. Pada akhirnya aku sampai pada akhir cerita yang ku selesaikan hanya dalam waktu beberapa jam saja.
Perkenalkan namanya Jendra. Dia anak SMA Linus, pintar bahasa inggris dan pandai Taekwondo.
Nirma, Gadis yang katanya biasa saja diam-diam menyukai Jendra. Mainstream bangetkan? Haha
Jangan tertipu dulu, nanti kamu salah perkiraan juga sepertiku.
Jadi, Nirma ini punya kakak namanya Giri. Dia adalah mahasiswa Arsitektur dan juga pelatih taekwondo di SMA Linus. Singkat cerita, karena terjebak dengan tingkah anehnya Nirma, Jendra jadi ketimban sial.
Ohiya, FYI, Seperti judulnya “Janji” jadi Nirma ini punya tingkah aneh yaitu dia sering berjanji sama diri sendiri kalau keinginannya tercapai dia akan melakukan ini atau itu.
Karena janjinya itu jadi membuatnya berurusan dengan Jendra tanpa di sengaja. Tapi siapa sangka, karena janji itu juga Jendra harus menjadi tutor bahasa inggrisnya Nirma.
Aku suka bagaimana si penulis ingin menyampaikan isi cerita dari cerita Janji ini.
Hidup memang tidak melulu soal cintakan?
Andai saja banyak remaja di luar sana yang sadar akan ini semua, tentang impian-impian yang harus di capai. Tapi pada kenyataannya malah sebaliknya.
Aku suka perubahan karakter Nirma dari cinta mengubah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuknya. Walaupun niatnya salah tapi dia bisa mempertanggung jawabkan semuanya. Oke, bukan salah sih, mungkin kurang tepat saja.
Jendra juga mengimbangi dalam cerita ini. Bagaimana di antara Nirma dan Jendra terjadi simbiosis mutualisme. Mereka saling menguntungkan satu sama lain.
Konflik di dalam cerita ini juga tidak berat, konflik khas remaja pada umumnya. Di labrak kakak kelas, di benci sama teman kelas dan lain sebagainya.
Dan untuk penyelesaiannya juga pas pada porsinya. Karena pada kenyataannya, setelah itu antara Nirma dan Jendra akan menghadapi kehidupan yang lebih sulit lagi.
Daripada happy ending, aku lebih suka dengan ending terbuka seperti ini. Jadi penulis membiarkan kita berpikir, dan tidak melulu mentok dengan sebuah ending yang bahagia.
Kalau kamu penasaran dengan ceritanya, ayo baca cerita Janji. Dan pastinya cerita Janji ini cukup menjanjikan untuk kamu para remaja yang sedang bingung antara cinta dan cita-cita.
“Jahat sekali rasanya sering mengatai orang lain bodoh tanpa tahu seberapa banyak usaha yang telah dilakukan.”
Posting Komentar