Judul: If Only
Penulis: Innayah Putri
Penyunting: Hutami Suryaningtyas & Dila Maretihaqsari
Perancang & ilustrasi sampul: Nocturbis
Ilustrasi isi: Regedaily
Pemeriksa Aksara: Fitriana & Rani Nura
Penata aksara: Nuruzzaman & Petrus Sonny
Diterbitkan oleh Penerbit Bentang Belia
Sinopsis:
Arjuna Pranaja. Pemuda bermata gelap itu telah belajar banyak mengenai kehilangan. Keluarga kecilnya berantakan, hal-hal menyakitkan terjadi di depan matanya, orang-orang tercintainya pergi tanpa pernah bisa kembali.
Selang waktu berjalan, ia berusaha untuk bangkit. Ia kira setelah segala hal menyakitkan terjadi, tinggal senyum yang menanti.
Saat itulah, Kiana Niranjana berdiri di sana, membawanya keluar dari labirin masa lalu yang gelap. Gadis itu mengajarkannya cara tertawa, juga bahagia.
Tapi ternyata, semesta memang kerap kali suka bercanda. Badai itu belum reda sepenuhnya. Luka itu belum kering seutuhnya. Keberadaan Kiana justru menyeretnya menuju luka yang lebih dalam.
Hingga pada satu titik kelelahannya, ia mulai bertanya-tanya: Mungkinkah ia memiliki akhir yang bahagia?
***
“Bagi beberapa orang, bahagia merupakan fatamorgana. Namun, kenapa luka menjadi begitu nyata?”
Saya baru saja menyelesaikan cerita ini. Agak butuh waktu seharian sampai buku ini selesai saya baca. Saya ngga ingat apakah memang saya sudah pernah membacanya versi wattpad atau gimana. Pokoknya ketika saya baca cerita ini saya seperti merasakan De javu. Tapi sepertinya memang saya pernah baca novel ini versi wattpad tapi saya lupa.
Kisah yang sangat memilukan. Semoga saya ngga spoiler hehe
Jadi kisah ini bercerita tentang Kiana yang menjadi sahabat Dimas sejak kecil. Lalu tanpa Kiana sadari Dimas memendam rasa terhadapnya.
Namun, tiba-tiba ketika ospek pertamanya ia bertemu dengan seorang lelaki dengan sorot mata hitam yang bernama Arjuna.
Sepertinya kita semua bisa menebak ini adalah kisah segitiga. Yaps.. Betul sekali. Ehh tapi semua ngga sesederhana itu teman-teman. Ketika kisah mulai terjalin dan bahagia mulai menyambut dua insan yang lama memendam luka tiba-tiba Arjuna seperti terbawa ke dalam kisah masa lalu yang sangat memilukan. Pedih dan hancur.
Apa yang terjadi? Hubungan apa yang terjalin antara Kiana dan Arjuna di masa lalu. Sekelam apa kisah mereka? Pesan saya kalau mau baca cerita ini siapkan tisu yaa soalnya penulisnya ini jahat deh haha
Oke, kita lanjut. Selain tiga tokoh utama yang saya sebutkan ada beberapa tokoh lain yang sangat berperan penting dalam cerita tersebut. Disini saya takjub kepada penulisnya, walaupun menciptakan banyak tokoh tapi tokohnya punya peran masing-masing di cerita ini.
Ada Saka teman kecilnya Juna sampai sekarang. Ada Fabian, Deva, Rio teman kuliahnya Juna. Ada Naura teman akrabnya Kiana dan ada orangtua nya Juna dan Orangtua nya Kiana.
Jika sebagian orang menangis karena cerita ini, but, not me. Saya hanya sedikit nyess ketika percakapan antara Arjuna dan Kiana tentang masa lalu Arjuna. Dan selebih itu saya kira saya akan baik-baik saja. Tapi, saya kalah dengan emosi saya sendiri. Ternyata kisah ini sangat menyakitkan. *lapingus*
Penulis berhasil mengobrak-abrik hati pembacanya. Kak Naya memang luar biasa!
Saya suka endingnya walaupun di saat yang sama saya membenci ending seperti itu. Setidaknya Arjuna dan Kiana bahagia dan juga dengan tokoh-tokoh yang lain. Ahh sudahlah saya tak ingin meneruskan. Terlalu sesak jika di ingat kembali.
“Karena, terkadang, penerimaan bukan mengenai keihklasan, melainkan sebuah kepasrahan. Penyerahan diri secara penuh terhadap kekalahan.”
Sekian ulasan singkat dari saya, intinya kamu harus baca novel ini. Dan pastikan ketika kamu ingin membaca novel ini, suasana hatimu sedang dalam keadaan baik-baik saja. :)
Posting Komentar