Judul: Rainbirds
Penulis: Clarissa Goenawan
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penyunting: Barokah Ruziati
Penyelaras Aksara: Nadira Yasmine
Perancang Sampul: Staven Andersen
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-7919-7
Sinopsis :
Tahun 1994, Ren Ishida menerima kabar kakak perempuannya, Keiko, ditikam berulang kali hingga tewas di Akakawa, kota terpencil tempat kakaknya tinggal. Ia pun memutuskan untuk sementara pindah ke kota itu sambil mengurus pemakamam dan membantu polisi menyelidiki kematian Keiko.
Namun kemudian, tanpa sadar Ren seolah mengikuti jejak-jejak terakhir yang Keiko tinggalkan. Ia mengisi posisi pekerjaan Keiko di kursus bimbingan belajar Yotsuba. Ia bahkan menerima syarat aneh untuk tinggal di rumah politisi terkemuka, di kamar yang sebelumnya ditempati Keiko.
Gadis kecil yang terus-menerus muncul dalam mimpi, seorang siswi bimbingan belajar yang agresif, suasana suram, penuh misteri dan teka-teki sepanjang menyusuri Akakawa, membuat Ren penasaran ingin mengetahui apa yang sebenar-benarnya terjadi pada malam Keiko terbunuh.
***
”Keputusan yang diambil pada usia dua puluhan mungkin justru yang terbesar dalam hidup kita. Pekerjaan yang ingin kita geluti, orang macam apa yang ingin kita nikahi, hal-hal semcam itu. Tapi kita masih muda. Masih terlalu naïf dan bodoh untuk membuat keputusan sepenting itu.” Hal.229
Membaca novel ini semacam suatu pelarian dari novel sebelumnya yang saya baca. Ketika pertama saya baca saya tidak menaruh harapan apa-apa. Hanya saja ketika banyak teka-teki yang mulai mucul jadinya saya menaruh harapan bagaimana cara menyesaikannya. Dan akhirnya “ahh yasudahlah”
Ini adalah novel debut pertama dari Clarissa Goenawah, penulis dari singapura kelahiran Indonesia. Sebelumnya ia juga menulis cerita pendek.
Novel yang tebalnya mencapai 400 halaman harusnya bisa membuat saya lega ketika membacanya. Tapi ketika selesai membacanya saya masih bertanya-tanya apa sih yang sebenarnya terjadi? Atau ada pesan tak tersirat dari penulis yang tidak tersampaikan kepada saya ketika membacanya? Jika cerita ini memang penuh misteri dan teka-teki kenapa penyelesaiannya seakan tidak selesai? Wahh pertanyaan saya semakin banyak saja ya. Bahkan saya masih bertanya apa maksud dari banyaknya tokoh di cerita ini, kepentingan mereka apa. Kenapa tidak dijelaskan satu persatu, apa penulis membiarkan pembacanya untuk menebak atau memang isi ceritanya ngga bisa sampai kepada saya?
Baiklah, terlepas dari pertanyaan-pertanyaan saya ketika selesai membaca novel ini, saya cukup menikmati setiap alurnya. Alur yang tidak terlalu lambat untuk sebuah cerita teka-teki. Saya juga menyukai kebersamaan dan kedekatan Ren dan Keiko. Mereka seolah hidup di dalam cerita ini. Ren memang benar-benar mengalami sister complex.
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu Ren, ia menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya bersama sang kakak Keiko hingga hari kematiannya yang menimbulkan tanda tanya. Yang membawanya sampai ke kota kecil bernama Akakawa. Selama beberapa bulan ia tinggal di Akakawa banyak hal yang terjadi dari ia mengganti peran kakak-nya menjadi guru bimbel, tinggal di tempat kakak-nya pernah tinggal, gadis kecil kucir dua yang selalu datang di mimpinya, hingga pertemuannya dengan seorang siswa yang begitu agresif.
Oke, sekian aja deh ngga mau panjang-panjang banget ntar akhirnya saya spoiler haha. Intinya sih buat kalian yang mau baca dan menemukan perbedaan dari review saya, tolong diskusikan yaa. Karena banyak sekali pertanyaan yang perlu di jawab terkait cerita ini huhu. Btw, saya bacanya lewat ipusnas. Memang ipusnas penyelamat bagi kantong-kantong kering ini wkwk.
Buat penulisnya, semangat terus yaa! Saya sih berharap ada lanjutan kisahnya tapi kayanya ngga mungkin ya? Haha yasudah gapapa deh. Di tunggu karya-karya berikutnya ya.
Posting Komentar