Judul: Elegi Renjana
Penulis: Stefani Bella
Penyunting: fLo
Penyelaras Aksara: Tri Prasetyo, Inoer H.
Desainer cover dan Tata Letak: Irva Lestari, Zaky Wira, Techno
Penata letak: Didit Sasono
Penerbit: Gramedia Mediatama
Harga: 88.000,-
ISBN : 978-602-208-167-8
Elegi renjana, menjadi buku kelima Stefani Bella, sekaligus novel tunggal pertama yang dituliskan oleh wanita berdarah Betawi Makassar setelah sukses dengan novel Kolaborasinya KALA dan AMORFATI.
SINOPSIS :
Rasa itu begitu luas, dan jika menyatakan hanya supaya bisa memiliki serta menggenggam, mungkin rasa itu akan berubah. Sebab ‘selamanya’ hanyalah sementara.
Dari sinopsisnya sudah pada bisa tebak belum ini novel bercerita tentang apa? Singkat yaa sinopsisnya, bikin siapapun yang baca menjadi penasaran.
Kita kenalan dulu sama tokoh-tokohnya ya
Fajar Satria, JAYUS! Ya itu satu kata menggambarkan karakternya. Orang yang paling ngga peka pada situasi.
Shira Thalita, CANTIK tapi NGESELIN.
Lintang, kalian pernah ngga punya teman yang ngga bisa lepas dari social media, hari-harinya penuh dengan update story ig, kalau ada dia cocok nih sama lintang. Ee tapi Lintang kesayangan mereka juga loh
Langit Fabhian, anak pencinta alam nih, alam aja di cintai masa kamu engga eheh
Aditya Wira Utara, mantan ketua bem yang di gilai oleh mahasiswi di kampusnya. Idola kampus nih
Magika Putri Utari, ‘Tar, tolong gue ngga bisa mengedeskripsikan lo itu seperti apa, pokoknya lo sukses jadi teman dan penyimpan rahasia terbaik’ fyi, utari ini adik kandungnya utara loh
Athaya Sebastian, CUEK! Satu kata yang cocok untuk mendeskripsikan cowok berkacamata yang pandai bermain musik ini
Rasi A Karina, SEMPURNA ‘lo sempurna jadi sosok seorang teman ras, gue iri banget sama lo, lo bisa egois untuk membuat orang lain bahagia walaupun lo tau itu sama saja
seperti lo menyakiti diri lo sendiri’
Sudah pada kenalkan sama karakter mereka, yaa ada 8 tokoh dalam cerita ini dan mereka mendapat porsi yang sama disetiap ceritanya.
Novel ini berceritakan tentang rasa, persahabatan dan keikhlasan.
Novel ini di ceritakan dari sudut pandang orang ketiga. Novel ini termasuk ke dalam novel yang ringan untuk di baca tapi begitu berat bila di rasakan. Latar yang di pakai kebanyakan di kampus sih, percayalah alur ceritanya ngga semudah yang aku pikirkan. Pembawaan ceritanya mengalir begitu saja, kalau kalian Tanya endingnya sepeti apa, maaf aku sendiri saja masih bertanya-tanya apakah novel ini sudah berakhir aku baca atau belum.
Cerita di dalam novel ini di apik dengan sempurna, dimana emosi dan juga perasaan kita di permainkan. Di awal-awal cerita semua terasa biasa saja tapi di tengah-tengah cerita semua mulai menemui titik terangnya, utara dan utari dengan permasalahan keluarganya, shira dengan rasa egoisnya, langit dengan rasa memendamnya, athaya dengan sikap cuek yang menutupi semua permasalahannya, lintang dengan kegalauan feeds instagramnya, fajar si cowok yang gagal move on ingin mengajak mantan balikan tapi terlalu gengsi dan yaa terakhir rasi, dengan kepeduliannya dia dengan keadaan sekitar, yang ingin terlihat selalu kuat di depan teman-temannya, yang rela mengalahkan ego nya demi kebahagian orang lain.
“Luka itu semua orang punya. Tetapi untuk menyembuhkannya, luka butuh orang-orang yang memiliki keberanian untuk menerima dan mencari.”
Jujur, tangisku pecah di tengah-tengah cerita ini, penulis berhasil membuat perasaan pembacanya di aduk-aduk. Tenang, novel ini bukan novel menye-menye ala ala gitu. Menurutku novel ini worth it buat dibaca. Apalagi untuk kalian yang ingin mengetahui tentang rasa, seperti di sinopsi rasa itu terlalu luas, dan jika menyatakanya supaya bisa memiliki mungkin rasa itu akan berubah. Setelah baca novel ini aku belajar satu hal, ‘mengungkapkan rasa tidak melulu harus memiliki, mungkin beberapa hanya ingin orang itu tau bahwa kita ada dan setelah itu udah gitu, kita jadi lega kerena telah mengungkapkannya’ kita tidak boleh egois dengan harus memilikinya, karena sejatinya di dunia ini tidak ada sesuatu yang benar-benar kita miliki. Dan jangan takut juga untuk melepaskan karena melepaskan tidak selalu berakhir dengan melupakan. *mulaingaco*
Oke, back to topic. Intinya tuh aku cuma mau bilang buat kalian yang bingung dengan rasa yang sedang kalian pendam seperti misalnya kalian itu suka sama sahabat kalian sendiri, dan kalian tau sahabat kalian juga suka dengan orang yang kalian suka *ribetyaa* ungkapkan aja. Kan ngga semua rasa harus dibalas dengan rasa yang sama, kalian cuma perlu waktu sebelum bertemu dengannya lagi.
“Karena tidak pernah ada yang benar-benar tahu, kapan Tuhan dan waktu akan berhenti memberi kesempatan untuk kita bicara.”
Dan yaa, di akhir kisah kalian bakalan dikejutkan dengan pengakuan athaya. Duhh… athaya berhasil deh buat pembacanya mellow wkwk,
“Rasa itu luas. Kita sendiri belum tentu benar-benar bisa mengerti, apalagi meminta orang lain menjadi paham tanpa pernah mengutarakan.”
Di antara 8 tokoh dalam novel Elegi Renjana, rasi,menjadi tokoh favoritku. Dan jika nanti kalian baca novel ini kalian berhak menentukan ingin berada di posisi siapa. Novel ini recommended untuk siapa saja tanpa terkecuali, karena jika kita membahas rasa semua orang berhak tau kan?
Penasaran ngga nih sama novel Elegi Renjana? Di gramedia masih banyak kok. Jadi siap-siap menjemput mereka yaa.
Dan setelah kalian selesai baca novel ini penulis juga ada buat semacam keping ingatan tentang 8 tokoh ini, dan nanti kalian akan tau kok apa saja yang mengganjil di novel. Pokoknya kalian wajib baca yaa!!!
Posting Komentar